Rabu, 21 Maret 2012

Kerokan

Anda sering kerokan? taukan anda bahwa cara paling tua untuk mengatasi gejala masuk angin ini tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga banyak disukai oleh orang-orang di negara-negara asia lainnya, seperti di Vietnam menyebut kerokan sebagai cao giodi, sedangkan di Kamboja menyebutnya goh kyol, bahkan di China yang terkenal dengan akupunturnya menyebut kerokan dengan gua sua, cuma bedanya orang China memakai batu giok sebagai alat pengerok, bukan kepingan uang logam seperti yang umumnya dipakai di Indonesia.
Sedang di negara barat, kerokan sama sekali tidak dikenal, karena mereka tidak meyakini kemujaraban pengobatan kerok, karena kita memiliki kepercayaan bahwa warna merah yang timbul pada kulit setelah kerokan adalah pertanda badan telah kemasukan angin secara berlebihan, makin pekat warnanya bertanda makin banyak pula angin yang berdiam di tubuh, padahal secara ilmiah warna merah ini sebenarnya timbul sebagai pertanda pembuluh darah halus (kapiler) dibawah permukaan kulit pecah sehingga terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. badan orang sehat pun akan memerah jika dikerok.

Menurut Saptawati Bardosono, dokter dari fakultas kedokteran UI, menyebutkan secara medis kerokan adalah salah satu metode untuk memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokontiksi) menjadi semakin melebar (vasaditilasi), hal ini tidak berbahaya asalh tidak menjadi kebutuhan primer, jika terus menerus kerokan akibatnya banyak pembuluh darah kecil dan halus yang akan pecah.
Dalam taraf normal kerokan akan membuat penderita masuk angin merasa nyaman karena telah melepas hormon beta endofin, secara ilmiah praktek sederhana ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga). Prinsip kerokan sebenarnya tidak beda dengan akupuntur yang menancapkan jarum dalam tubuh, maksudnya prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh yang dikerok, peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsangan kulit tubuh bagian luar.
Dengan cara itu saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh, nah pada gilirannya arus darah di tubuh yang lancar akan meyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar