Berada di
dekat perempuan ini rasanya seperti sedang mengikuti rapat, karena dering
ponsel harus dimatikan. Perempuan asal Inggris ini mengalami sindrom aneh yang
membuatnya lumpuh mendadak tiap kali mendengar suara telepon berdering.
Bagi Caitlin Wallace (26 tahun), bunyi telepon berdering bisa membuatnya terkejut dan mengalami reaksi yang tidak diinginkan. Tiap kali merasa terkejut, otot-otot wajah, kaki dan akhirnya seluruh tubuh mengalami kelumpuhan selama beberapa menit berikutnya.
Dalam kondisi kolaps atau lumpuh, Wallace masih bisa mendengar suara namun tidak bisa berbicara maupun melihat. Tingkat kelumpuhannya tergantung tingkat keterkejutannya, namun pada tingkat paling parah ia hampir seperti orang yang sedang koma.
Perempuan asal Liverpool ini pertama kali mengalami serangan lumpuh mendadak tersebut pada Februari 2010, ketika mendadak ia jatuh dan tidak bergerak. Suaminya, Jhon (35 tahun) mengiranya kena stroke, lalu membawanya ke James Cook University Hospital.
Dokter melakukan pemindaian dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI), namun tidak menemukan ada kerusakan pembuluh darah di sekitar otak. Wallace akhirnya dirujuk ke dokter saraf, lalu iapun didiagnosis punya gangguan saraf yang disebut cataplexy.
Gangguan ini menyebabkan kelumpuhan otot, dengan pemicu yang berbeda-beda. Ada yang bisa kumat karena tertawa, marah dan ketakutan, namun pada kasus Wallace pemicunya adalah rasa terkejut termasuk mendengar suara telepon atau tiba-tiba bertemu teman lama.
"Saya bisa kolaps hanya karena ponsel saya berbunyi. Beberapa bulan yang lalu saya juga kambuh di supermarket saat tiba-tiba bertemu teman lama yang sudah 5 tahun tidak ada kabarnya," kata Wallace seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (25/11/2011).
Selain menderita cataplexy, Wallase juga didiagnosis menderita narcolepsy. Kelainan yang terakhir ini lebih terkait dengan kebiasaan tidur, yang membuat Wallace bisa tertidur dengan mudahnya pada saat-saat yang tidak semestinya misalnya saat sedang makan.
Dr Paul Reading, konsultan saraf dari James Cook University Hospital mengatakan bahwa pada umumnya cataplexy dan narcolepsy memang saling berhubungan. Cataplexy biasanya memang hanya ditemukan pada orang-orang yang didiagnosis menderita narcolepsy.
"Orang dengan gangguan narcolepsy kekurangan senyawa di otak yang mengatur siklus tidur, sehingga orang tersebut bisa tertidur kapan saja. Cataplexy ditemukan hanya pada orang narcolepsy dan bisa dipicu oleh banyak hal misalnya emosi, terkejut dan kadang-kadang kemarahan atau rasa frustrasi," papar Dr Reading.
Bagi Caitlin Wallace (26 tahun), bunyi telepon berdering bisa membuatnya terkejut dan mengalami reaksi yang tidak diinginkan. Tiap kali merasa terkejut, otot-otot wajah, kaki dan akhirnya seluruh tubuh mengalami kelumpuhan selama beberapa menit berikutnya.
Dalam kondisi kolaps atau lumpuh, Wallace masih bisa mendengar suara namun tidak bisa berbicara maupun melihat. Tingkat kelumpuhannya tergantung tingkat keterkejutannya, namun pada tingkat paling parah ia hampir seperti orang yang sedang koma.
Perempuan asal Liverpool ini pertama kali mengalami serangan lumpuh mendadak tersebut pada Februari 2010, ketika mendadak ia jatuh dan tidak bergerak. Suaminya, Jhon (35 tahun) mengiranya kena stroke, lalu membawanya ke James Cook University Hospital.
Dokter melakukan pemindaian dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI), namun tidak menemukan ada kerusakan pembuluh darah di sekitar otak. Wallace akhirnya dirujuk ke dokter saraf, lalu iapun didiagnosis punya gangguan saraf yang disebut cataplexy.
Gangguan ini menyebabkan kelumpuhan otot, dengan pemicu yang berbeda-beda. Ada yang bisa kumat karena tertawa, marah dan ketakutan, namun pada kasus Wallace pemicunya adalah rasa terkejut termasuk mendengar suara telepon atau tiba-tiba bertemu teman lama.
"Saya bisa kolaps hanya karena ponsel saya berbunyi. Beberapa bulan yang lalu saya juga kambuh di supermarket saat tiba-tiba bertemu teman lama yang sudah 5 tahun tidak ada kabarnya," kata Wallace seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (25/11/2011).
Selain menderita cataplexy, Wallase juga didiagnosis menderita narcolepsy. Kelainan yang terakhir ini lebih terkait dengan kebiasaan tidur, yang membuat Wallace bisa tertidur dengan mudahnya pada saat-saat yang tidak semestinya misalnya saat sedang makan.
Dr Paul Reading, konsultan saraf dari James Cook University Hospital mengatakan bahwa pada umumnya cataplexy dan narcolepsy memang saling berhubungan. Cataplexy biasanya memang hanya ditemukan pada orang-orang yang didiagnosis menderita narcolepsy.
"Orang dengan gangguan narcolepsy kekurangan senyawa di otak yang mengatur siklus tidur, sehingga orang tersebut bisa tertidur kapan saja. Cataplexy ditemukan hanya pada orang narcolepsy dan bisa dipicu oleh banyak hal misalnya emosi, terkejut dan kadang-kadang kemarahan atau rasa frustrasi," papar Dr Reading.
sumber: detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar